Restu, ridha dari kedua orang tua serta keikhlasan dari anggota keluarga yang lain seperti kakak, adik, kakek, nenek, paman , bibi serta keluarga-keluarga lainnya tentu akan menjadikan pernikahan menjadi lebih barakah. Karena sejati pernikahan bukan saja pertemuan dua insan manusia yang akhirnya bersepakat untuk menjalin ikatan pernikahan, akan tetapi lebih dari itu pernikahan adalah terhubungnya dua keluarga besar.
Restu dari orang tua terkadang menjadi alasan tersendiri bagi sesiapa yang akan menikah untuk menunda atau membuat pernikahannya tertunda. Banyak hal yang membuat orang tua tidak merestuinya mulai dari perbedaan status ekonomi, masalah tingkatan pendidikan, jumlah penghasilan yang dihasilkan, keluarga yang tak setara, menikah tidak boleh mendahului kakaknya hingga alasan klasik yang berlapis kemusyrikan seperti keyakinan akan tanggal lahir, tanggal nikah, zodiak dan hal lainnya.
Bagi seorang anak ini tentu menjadi dilema tersendiri, jika membantah atau bersikeras pada orang tua takut akan masuk golongan anak yang durhaka pada orang tuanya. Namun jika hanya diam atau menuruti begitu saja akan menjadi masalah tersendiri, menjadi masalah saat tidak diizinkan menikah padahal diri ingin menikah, menjadi masalah saat dilarang menikah dengan seseorang yang telah diyakininya sebagai jodoh terbaik atau ketika dipaksa menikah dengan seseorang hanya karena alasan materi duniawi. Lalu seperti apakah semestinya anak bersikap ? Setidaknya ada 7 hal yang bisa dilakukan diantaranya adalah :
1. Berterimakasih atas sikap peduli dari orang tua
Hal pertama yang mesti dilakukan adalah berterimakasih pada orang tua atas sikap pedulinya pada kita sebagai anak-anaknya. Saat orang tua ikut terlibat dalam masalah perjodohan sang anak itulah bukti cinta, sayang dan peduli dari orang tua pada anaknya. Semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, semua orang tua berharap anaknya bahagia dan semua orang tentu tidak ingin anaknya menyesal atau kecewa disaat setelah menikah nanti.
Namun, bentuk pemahaman orang tua atas kebahagiaan anaknya berbeda. Ada orang tua yang berpikir anaknya akan bahagia jika menikah dengan orang kaya, ada orang tua yang berpikir anaknya akan bahagia jika menikah dengan jodoh pilihannya dan tentu ada juga orang tua yang menyerahkan pilihan terbaik pada anaknya.
Seperti apapun sikap orang tua, kita sebagai anak tetap wajib untuk berbakti, hormat serta memberikan kasih sayang terbaik pada orang tua kita.
2. Berbicara dari hati ke hati dengan orang tua
Hati adalah salah satu perantara terbaik untuk menyampaikan cinta, agar saling memahami dan saling mengerti bicaralah dari hati ke hati dengan orang tua kita saat membahas perkara jodoh. Hindari membantah, berdebat apalagi sampai bersikeras menampakkan ego saat membahas perkara jodoh dengan orang tua. Bicaralah dengan hati, bicaralah dengan cinta sembari terus berdo’a agar Allah SWT selalu bimbing untuk mendapatkan yang terbaik. Jika memang belum ada titik temu, diam dan bersabar adalah pilihan yang terbaik.
3. Tunjukkan kesungguhan hati pada orang tua
Tunjukkan kesungguhan hati pada orang tua, sampaikan pada orang tua dengan alasan-alasan yang logis mudah diterima akal, dikuatkan oleh dalil yang syar’i serta dengan penyampaian yang lemah lembut penuh sopan santun.
4. Libatkan anggota keluarga yang lain dan minta pendapat mereka
Jika terjadi perbedaan pendapat dengan orang tua, libatkan anggota keluarga yang lain seperti kakak, adik, paman, bibi atau anggota keluarga lainnya. Minta pendapat serta pandangan mereka, InsyaAllah musyawarah dengan anggota keluarga yang lebih banyak tentu akan memberi banyak pandangan-pandangan baru dari sisi yang berbeda.
5. Ajak calon suami atau istri silaturahim ketemu dengan orang tua
Jika memang calonnya sudah ada maka tak ada salahnya jika mengajak si calon untuk ketemu orang tua, terlebih lagi jika calonnya laki-laki maka sebuah kesempatan baginya untuk menunjukkan kesungguhan hati, bagaimana dia berkomunikasi, menyampaikan niat baik serta kemampuannya untuk meyakinkan orang tua menjadi salah satu parameter kesiapan dirinya untuk menikahimu.
6. Komunikasikan secara jelas dan detail pada orang tua tentang keinginan menikah serta kriteria jodoh yang diinginkan
Bagi sebagian anak khususnya wanita membicarakan perkara jodoh dengan orang tua secara jelas dan detail menjadi suatu hal yang tabu, tak sedikit yang merasa malu jika bicara secara terus terang pada orang tuanya.Sehingga pada akhirnya saat menyampaikan niat untuk menikah atau mengatakan ada laki-laki ingin datang ke rumah malah disampaikan dengan bahasa isyarat atau ‘kode-kodean’.
Sampaikan saja pada orang tua dengan baik tentang waktu menikah, kriteria calon pasangan, bagaimana pernikahan yang dianjurkan oleh islam serta hal-hal terkait lainnya. Dengan berterus-terang pada orang tua tentu akan membuka kesempatan lebih banyak bagi orang tua untuk merestui.
7. Banyak-banyak berdo’a dan tingkatkan ketaatan pada Allah SWT
Bagaimanapun ngototnya kita, betapapun susahnya orang tua merestui yang akan menjadi keputusan terakhir tentu adalah ketetapan dari Allah SWT. Libatkan Allah semenjak awal dari penjajakan calon seperti menjauhi maksiat (baca : pacaran), selalu terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketaatan pada Allah SWT, banyak-banyak berdo’a agar selalu Allah bimbing dan berikan jodoh terbaik dunia akhirat dan yang terakhir adalah ikhlas menerima apapun ketatapan dari Allah SWT.
Itulah 7 hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ridho dan restu menikah dari orang tua. Sejatinya kebahagiaan pernikahan tidak hanya untuk suami atau istri saja akan tetapi juga untuk orang tua dan mertua, maka sudah semestinya anak menjadi restu dan ridho orang tua sebagai syarat utamanya dalam menikah.