Diakui atau tidak, saat ini banyak orang yang melakukan ta’aruf karena mereka seringkali mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan. Tentu ini sangat disayangkan, karena ta’aruf dijadikan jalan terakhir yang ditempuh untuk mendapatkan jodoh dan menikah. Dan mayoritas orang beranggapan bahwa melakukan ta’aruf ya sudah pasti menikah.
Dan, uniknya ta’aruf yang dianggap sebagai “jalan terakhir” ini justru akan disalahkan habis-habisan saat pada kenyataannya Allah berkehendak lain dan ta’aruf tak selalu berakhir dengan pernikahan.
Baik, marilah kita tenangkan pikiran kita dan berpikir hakikat ta’aruf yang harus kita mengerti terlebih dulu dan apa yang menyebabkannya gagal menikah.
1. Ketahui Hakikat Utama Ta’aruf
Pada hakikatnya ta’aruf adalah salah satu proses, metode, atau ikhtiar yang dilakukan oleh umat Islam untuk menikah tanpa melalui pacaran. Dan menikah tanpa melakukan pacaran itu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, terlebih jika kamu tidak benar-benar ikhlas dalam menjalankannya, dan menjadikan ta’aruf hanya jalan terakhir dalam mencapai tujuan mu, yaitu menikah.
Jadi ingat, ta’aruf itu metode yang dilakukan umat Islam untuk menikah tanpa berpacaran. Bukan metode terakhir yang dilakukan untuk menikah setelah mengalami puluhan kegagalan dalam berpacaran.
2. Tujuan Utama Ta’aruf
Ta’aruf sebagai salah satu metode menikah tanpa pacaran tentunya memiliki tujuan agar pernikahan itu dapat terwujud, antara lain adalah untuk mengenal calon suami dan istri, dimana dalam proses taaruf ada juga tahap-tahap untuk menemukan kecocokan pasangan satu sama lain, baik itu untuk kecocokan pada pasangan maupun pada kedua belah pihak keluarga. Karena kita tahu, menikah bukan hanya menyatukan kamu dan dia, melainkan juga mereka keluarga besar kita masing-masing menjadi satu.
Dan, tentu saja tahapan ini bisa melahirkan sebuah keputusan, setuju atau tidak, diterima atau tidak, cocok, atau tidak. Jadi, jangan pernah memaksakan ta’aruf itu harus berakhir pada pernikahan, jika memang dari tahap awal sudah merasa tidak cocok. Karena tak sedikit juga pasangan yang menikah melalui ta’aruf pun akhirnya bercerai. Karena ada tahapan dalam ta’aruf yang tidak dimanfaatkan dan dilakukan denagn benar dan maksimal.
3. Mengkambing Hitamkan Ta’aruf
Apa yang dimaksud dengan mengkambing hitamkan ta’aruf disini adalah ketika kita memulai proses ta’aruf, tetapi sudah memiliki perasaan cinta terlebih dahulu, jadi ibaratnya ta’aruf hanya sebagai topeng agar hubungannya islami. Jadi sebagai umat muslim yang baik dan beriman, alangkah baiknya kita bisa melakukan ta’aruf dengan penuh keikhlasan dan kejujuran, jadi Allah juga akan memudahkan jalan kita dan mengganjar kita dengan hal terbaik yang tak akan pernah kita lupakan.
Jadi, kalau kamu gagal menikah meskipun sudah melakukan ta’aruf, cobalah untuk tidak menghujat atau menyalahkan siapapun. Melainkan koreksi dan introspeksi dirimu sendiri, karena semua yang kita tuai adalah apa yang kita tanamkan.