Thursday, September 15, 2016

Menjual Sisir di Biara

 

sebuah perusahaan membuat tes terhadap tiga calon staf pemasaran barunya.
Tesnya unik, yaitu:
'Menjual sisir di komplek Biara Shaolin' Tentu saja, ini cukup unik karena para biksu di sana semuanya gundul & tak butuh sisir.

Kesulitan ini juga yg membuat calon PERTAMA hanya mampu menjual satu sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya.

Tapi, tidak dengαn calon KEDUA. Ia berhasil menjual 10 sisir, ia tidak menawarkan kepada para biksu, tetapi kepada para turis yang ada di komplek itu, mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan.
Lalu bagaimana dengan calon KETIGA?

'Ia berhasil menjual 500 sisir' Caranya?
Ia menemui kepala biara. Ia lalu meyakinkan jika sisir ini bisa jadi souvenir bagus untuk komplek biara tersebut. Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut & menjadikannya souvenir para turis.
'Sang kepala biara pun setuju.'
saudaraku...

apa yang sering kita anggap sebagai penghambat terbesar?
Bukankah kita sering kali menyalahkan keadaan?
Inilah yg membuat calon pertama gagal.
Sementara calon kedua, sudah berpikir lebih maju. Namun ia masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat merapikan rambut.
Tapi calon ketiga sudah berani berfikir di luar kotak (thinking out of the box), berfikir diluar kelaziman.

Dia bukan hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi souvenir.
Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yg kita kehendaki. Tapi, kita bisa mengerahkan segenap potensi kita utk mencari solusi.
"'Segenap potensi'"
 bukan hanya terbatas otot atau kerja keras, tapi juga pikiran, ilmu, intuisi & kerja cerdas. Pendek kata, kreatifitas akal, ketekunan & kesabaran .
Itulah potensi dalam diri kita yg dapat dipergunakan…
Mulai sekarang ayo kita belajar bagaimana menjadi penjual sisir yang KETIGA.

"Semoga Bermanfaat"
No comments:
Write komentar

Unggulan

Kisah Nyata : ALLAH BAYAR SECARA TUNAI